Yoyoh Yusroh Testimoni

Testimonial mengenai Almarhumah Yoyoh Yusroh

Langkah Cinta untuk Indonesia dan Keluarga

with 2 comments

Mengenang Pejuang Sejati: Ustadzah Yoyoh Yusroh, S.Pd.I

Mengenang Ibu Sejati: Ustadzah Yoyoh Yusroh, S.Pd.I

Telah Terbit*

  • Buku “LANGKAH CINTA UNTUK INDONESIA”
  • Penulis: Tim FP
  • Tebal 243 halaman. Ukuran 21 x 15 cm
  • LANGKAH CINTA UNTUK INDONESIA memaparkan kiprah perjuangan Ustadzah Yoyoh Yusroh dalam mengusung agenda-agenda ummat di lembaga legislatif dan juga pengabdiannya yang total di tengah-tengah masyarakat. Pengakuan para tokoh bersanding dengan harapan besar para kolega turut mengiringi langkah cinta Ustadzah Yoyoh Yusroh untuk kemajuan Indonesia. Demi Indonesia yang bermartabat, dunia dan akhirat.
dan
  • Buku “LANGKAH CINTA UNTUK KELUARGA”
  • Penulis: Tim FP
  • Tebal 114 halaman. Ukuran 21 x 15 cm
  • LANGKAH CINTA UNTUK KELUARGA berisikan kisah-kisah teladan Ustadzah Yoyoh Yusroh dan perjuangannya merealisasikan visi keluarga dakwah yang selama ini diembannya. Bagi Ustadzah Yoyoh Yusroh, membesarkan ketigabelas anaknya tidaklah sekedar mengantarkan mereka ke gerbang kampus, tetapi hingga gerbang Syurga kelak. Penuturan polos putra-putrinya dan suka-duka dalam keseharian juga tak lupa termuat di dalamnya, tentu dengan berbagai ibroh yang dapat dipetik, menjadi inspirasi tersendiri bagi pembaca.
(Dua buku dalam satu paket) Dengan harga Rp 99.000
Seluruh keuntungan akan digunakan untuk Yayasan Ummu Habibah dan dakwah.
_________________________________________________________________________________________________
Pemesanan dapat dilakukan dengan menghubungi 08159064143 atau 08128293782 via telp, SMS, atau mengisi comment di bawah postingan ini dengan mencantumkan Nama Lengkap, No HP, dan Jumlah Pesanan.
*Transaksi dan pengiriman InsyaAllah akan dimulai pekan awal Ramadhan. Jzk

Written by yoyohyusrohtestimoni

26/07/2011 at 22:23

Ditulis dalam pengumuman

secarik kertas di garasi rumah

with one comment

Mbak dwi, salah seorang teman Ummi @yoyohyusroh terheran, beliau menemukan secarik kertas di bagasi rumah. Kertas lusuh, yang awalnya beliau kira sampah.

Begitu dibaca, ternyata carik itu adalah goresan hati putri ummi @yoyohyusroh yang ke 12, Helma Hamimah (usia 9 tahun)

Berikut isi kertas itu:

UMMI…
 
Sungguh aku tak menyangka bahwa hari ini akan menjadi hari duka
di pesantren aku bangun mereka sudah diselimuti air mata
aku terus berdo’a kepada Allah SWT seelah itu aku ingin sekali menjenguk Ummi,
belum sempat aku berkata-kata Ummi sudah meninggal
aku berusaha menahan air mata, namun sedikit air mata pun tak kuasa pun menahan,
maka bulir air mata jatuh hingga pipiku lembab atau lalu tak meneruskan tangisanku
yaa Allah ia masih mempunyai 13 anak dan mempunyai 1 pesantren.
Yaa Allah, aku hampir tak bisa mengikhlaskan kejadian ini yang sungguh pahit,
ditambah laki Abang-abangku, juga ikut kecelakaan, hanya salam yang selalu menyertai Ibu,
ingat aku anakmu, Helma Hamimah.
Jantungku berdetak kencang kenapa aku harus menjadi piatu
Yaa Rabbi aku harus terima semua ini
Selamat tinggal ibuku tercinta, Semoga kau aman di akhirat-Nya
Sedih itu tak kunjung ku ratapi
Angin semilir menyanyikan duka, ranting-ranting pohon berlagu sendu.
Riak air danau bersandung haru…
Sebelum kemeninggalan Ummi Siangnya aku menyanyikan lagu Ibu
Apakah ini ada hubungannya dengan Ummi?
Benak jiwaku penuh penasaran
Salam manis
Ummiku tercinta
 
Annakmu Helma – Hamimah

Written by yoyohyusrohtestimoni

13/06/2011 at 20:19

Ditulis dalam Uncategorized

Remote TV

with one comment

Ditulis oleh Asma Karimah, putri Almrh.

http://nyakbabe.tumblr.com/post/6472808485/remote-tv

suatu sore, beberapa hari yang lalu, saat sedang mencari plastik, aku
melihat kotak sepatu umi. reflek kubuka kotak itu. dan apa yang
kutemukan? selain lotion kesukaan umi, ada remote tv di sana. hufh..
kembali hatiku tersayat rindu, seperti tiap kali aku mengingat
perempuan tersayang itu. remote tv. ada suatu cerita tentang remote tv
yang masih lekat benar dalam ingatanku, tepat di hari terakhir aku
berjumpa dengannya. ya, pada pagi hari sebelum umi berangkat ke jogja.
saat itu, adik2 sedang bersiap untuk pergi ke sekolah. aku ikut dalam
aktivitas pagi di ruang tengah. ja’far ada di depan tv, menonton
berita pagi. umi berada tak jauh dari jafar. “remote mana nih?” ujar
ja’far. “mi, liat remote gak?” “umi umpetin,” jawab umi. umi memang
kurang suka kalau anak-anaknya banyak nonton tv.

malamnya, saat umi pulang dari bandung, area depan tv memang penuh
dengan kursi yang berantakan. “hehe.. hanya umi dan Allah yang tau..”
tambah umi. aku yang mengamati adegan itu memperhatikan mata umi
seperti sedang mencari cari sesuatu, bolak-balik kamar-ruang tengah.
“mi.. mana dong, nonton berita kan bagus mi..” kata ja’far. umi
tersenyum lebar ”he..umi lupa naronya..” “wah mi.. itu mah hanya Allah
yang tau..” imbuh Ja’far. kontan umi, aku, salma, dan ka barnard yang
berada di ruang tengah tertawa.

ya, pagi itu umi sumringah benar. penuh senyum dan berbinar-binar. ah
umi.. note: remote tv di kotak sepatu itu, sampai saat ini masih
kubiarkan tersimpan manis di sana. beberapa kali sempat ada yang
menanyakan keberadaan remote tv, tapi aku bilang “rahasia..” 06.13.11

Written by yoyohyusrohtestimoni

13/06/2011 at 15:58

Ditulis dalam Uncategorized

Wrong Number

with 2 comments

Dakwatuna.com – Dari catatan salah seorang putra Ustazah Yoyoh Yusroh, Aizza Jundana. Semoga bermanfaat.

Wednesday, July 04, 2007.

This is a real and true story. A story about my beloved mother’s real experience.
One day – one year ago, my mother sent a message to her friend from her phone. The message was like this: “أنا أحبك في ألله” (I love you in Allah). A few minutes later, a woman called my mother. While she cried and sobbing she asked my mother “What was your message mean? I don’t understand.” My mother said: “I’m sorry, Do I know you? I never sent a message to you. I’ve sent that message to my friend which is in my phone book. It is impossible delivered to you. I didn’t even have your number.” And then that woman told my mother about her self. She was on the edge of balcony in her apartment. She wanted to commit a suicide by jumping from balcony. But a message from my mother stopped her to do that. She saw a message from a strange number that written in Arabic. So, she decided to call that number, my mother’s number and ask the meaning of that message. She frustrated because her husband cheated with his secretary and lied to her, her husband said he want to do some office work outside the town.
In fact, he was in vacation with his mistress. When she heard about that, she decided to kill her self. After hearing the stories from that woman, my mother told her the meaning of that message: “I love you because of Allah.” Soon afterward, she canceled her plan to commit suicide. Then she and my mother become friend. It was a fate. Maybe Allah gave her a second chance to continue her life by a missed-wrong addressed message. Allah turned that message to her phone.

Terjemahan:
Rabu, 4 Juli, 2007

Ini adalah sebuah kisah nyata dari pengalaman ibuku.

Suatu hari setahun yang lalu, ibu mengirim sebuah sms pada temannya. Pesan itu berbunyi: “أنا أحبك في ألله”.

Beberapa menit setelah pesan tersebut terkirim, tiba-tiba ada nomor tak dikenal menelepon ibu. Ketika diangkat, ternyata di ujung telepon yang lain ada seorang wanita yang menangis tersedu-sedu, lalu bertanya, “Apa arti smsmu? Aku tidak paham.”

Ibu tentu kebingungan dan bertanya balik, “maaf, apa saya kenal anda? Saya tak pernah mengirim pesan kepada anda. Saya mengirim pesan kepada teman saya yang nomornya ada di phonebook (buku telepon) ponsel saya. Tak mungkin pesan itu terkirim pada anda. Saya bahkan tak tahu nomor anda.”

Kemudian wanita itu pun bercerita tentang dirinya. Ternyata ia sedang di ujung balkon apartemennya. Ia berencana akan bunuh diri, meloncat dari balkon. Tetapi, sebuah pesan dari ibu menghentikannya. Sebuah pesan dalam bahasa arab, yang datang dari nomor yang tak dikenalnya.

Ia lalu memutuskan menelepon nomor asing tersebut, nomor ibuku, bertanya tentang arti kalimat dalam bahasa arab itu

Ia pun bercerita pada ibu bahwa ia frustasi. Suaminya berselingkuh dengan sekretarisnya, dan berbohong mengenainya. Bahkan pada saat itu ia sedang berlibur dengan wanita selingkuhannya itu. Saat ia mendengar kabar perselingkuhan itu, ia pun memutuskan untuk mengakhiri hidupnya.

Setelah mendengar cerita wanita tersebut, ibu menyampaikan padanya arti kalimat dalam bahasa arab itu: “aku mencintaimu karena Allah”.
Akhirnya, ia pun membatalkan rencana bunuh dirinya. Dan ia dan ibuku kemudian menjadi teman.

Ini adalah takdir. Mungkin Allah ingin memberi wanita tersebut kesempatan keduanya melalui sebuah pesan nyasar. Allahlah yang me”nyasar”kan pesan itu.

La haula wala quwwata illa billah.

Written by yoyohyusrohtestimoni

02/06/2011 at 18:19

Ditulis dalam Uncategorized

Kematian Sebuah Misteri

leave a comment »

(Artikel terakhir yang ditulis oleh Ustadzah Yoyoh Yusroh untuk sebuah majalah)

Kematian Sebuah Misteri

Siapapun manusia didunia ini, baik ulama, cendikiawan, dokter, psycholog, para normal atau apapun statusnya tidak akan tahu kapan hari, jam,  dan tanggal kematiannya. Karena kematian seseorang merupakan hak prerogative Allah SWT yang tidak pernah diumumkan kepada manusia.

Untuk para hamba yang memiliki pemahaman seperti ini, ia akan selalu siaga untuk menghadapi hari kematiannya dengan berbagai amal yang diridhoi Allah SWT. Siaga menghadapi kematian melebihi kesiagaan dalam hal lain. Misalnya saat ini banyak orang melakukan siaga bencana, siaga perang, siaga banjir dan siaga-siaga lainya tapi luput programnya dari siaga kematian. Padahal kematian adalah sebuah misteri, ia akan merenggut siapa saja didunia ini dengan tidak mengenal usia. Bukan hanya orang tua, tetapi anak muda, remaja bahkan bayi sekalipun dapat meninggal tanpa diprediksi. Kematian juga tidak mengenal apakah orang itu sakit atau sehat, karena  terbukti orang yang sehat, segar dan bugar juga bisa mengalami mati mendadak.

Kematian juga tidak selalu  dialami seseorang secara sendirian, karena bila Allah SWT menghendaki kematian bisa dialami oleh sebuah komunitas, atau suatu bangsa di suatu daerah , atau suatu wilayah atau suatu negara dalam jumlah yang sangat menakjubkan. Contoh peristiwa gempa bumi di Padang Sumatera Barat  atau Tsunami di Aceh dan yang terakhir di Jepang.

Sebagai seorang muslim kematian yang didambakan adalah mati syahid dalam membela agama Allah SWT, mempertahankan hak seperti yang dilakukan oleh saudara kita yang ada di Palestina saat ini dalam melawan Israel yang mengambil tanah mereka, menguasai masjid Al Aqsa dan berbagai hak hidup mereka. Namun karena kematian sebuah misteri tidak semua mereka yang berjuang mendapat karunia syahadah seperti yang di harapkan.

Ada juga  yang mengharapkan kematian  setelah melakukan ibadah seperti setelah selesai sholat, setelah berbuka puasa atau setelah selesai melaksanakan ibadah  haji,atau ibadah-ibadah lainnya.  Banyak harapan mereka yang dikabulkan Allah SWT.  Rita seorang aktifis dakwah di kota Tangerang teman saya menceritakan bahwa pada bulan Ramadhan tahun 2009 seorang bapak bernama Ahmad ikut  sholat tarawih. Setelah selesai sholat dan sedang berdzikir, ia terjatuh dan kemudian  meninggal dunia.  Cerita lain tentang  seorang ibu yang baru selesai berbuka kemudian terjatuh dan segera dilarikan kerumah sakit. Tak lama kemudian ia  meninggal dirumah sakit.

Ada lagi peristiwa  yang  sangat memilukan. Seorang ibu yang baru selesai menunaikan ibadah haji  meninggal di pesawat GA 981. Ketika ia menaiki tangga,  pas di anak tangga yang terakhir dekat pintu ia terjatuh dalam posisi duduk. Kebetulan penulis duduk di dekat pintu sehingga terlihat  jelas bagaimana ia terjatuh dan dibantu suaminya untuk duduk. Ia terlihat sangat lemah , sehingga dibaringkan dan di gotong oleh teman-temannya sesama jamaah haji dari Solo. Saat digotong  dan lewat di hadapan  penulis, penulis  berdiri dan sempat memegang kakinya yang  terasa sangat dingin. Kemudian pramugari melalui pengeras suara menanyakan siapa penumpang  yang dokter. Ia mohon bantuannya untuk menolong pasien yang sedang sakit. Ternyata ada dua dokter laki laki dan perempuan yang siap menolong, kemudian agak ramai mereka mondar mandir karena posisi duduk ibu Hartati-nama ibu itu-  di kelas ekonomi agak rumit untuk mendapat bantuan. Akhirnya kebijakan crew pesawat ibu Hartati di pindahkan ke kelas bisnis untuk memudahkan pengurusannya.

Setelah pesawat take off beberapa menit dan suasana agak tenang, masing masing petugas duduk kembali ke kursi masing masing. Penulis mencoba melihat ibu Hartati di tempatnya, ternyata beliau tidur mendengkur disebelah suaminya. Tidak lama kemudian  terlihat suasana yang agak ribut.  Ternyata ibu Hartati sudah meninggal. Ia meninggal  dalam posisi duduk.  Terpikir oleh penulis tidak mungkin selama 9 jam mayat bisa bertahan duduk di kursi. Akhirnya setelah musyawarah dengan crew pesawat jenazah ibu Hartati  diletakkan dibelakang barisan kursi bisnis terakhir dengan beralaskan plastik. Hal ini menjadi PR bagi penulis untuk memberi masukan kepada pihak penerbangan. Ketika rapat kerja bulan Mei 2010  dengan pengelola maskapai Garuda di komisi VIII yang membincang masalah biaya penerbangan haji,  penulis sampaikan kepada Dirut Garuda pak Emir Sattar  bahwa penerbangan harus selalu mempersiapkan KIT untuk jenazah berupa kantong mayat, karena sangat mungkin dalam penerbangan jauh atau dekat ada seseorang yang tiba ajalnya. Saat itu beliau mengaminkan, dan mudah-mudahan sekarang sudah  direalisasikan.

Itulah kematian yang merupakan hak  penuh Allah  SWT,  yang tidak bisa di duga oleh siapapun. Ia adalah لا يستاءخرون ساعة ولايستقدمون….. Tidak bisa ditunda sedikitpun atau di percepat. Wallahu  a’lam bis showwab.

Madinah Almunawwarah

23/04/2011

Yoyoh Yusroh

Written by yoyohyusrohtestimoni

31/05/2011 at 21:47

Ditulis dalam nasihat